Apakah Perbedaan I-Beam dan H-Beam?

H-Beam dan I-Beam sering digunakan dalam bangunan dan konstruksi. I-Beam dan H-Beam terlihat sangat mirip karena sering digunakan dalam kondisi yang sama. Namun, ada perbedaan di antara keduanya. Hal paling dasar yang membedakan antara keduanya adalah bentuknya. H-Beam berbentuk seperti huruf “H” dengan satu sayap vertikal dan dua sayap sisi panjang, sedangkan I-Beam memiliki penampang yang menyerupai huruf “I” dengan satu badan vertikal atau badan paling tebal di tengah bentang dua jaring, dan tidak ada flensa bawah. Keduanya memiliki sifat mekanik yang mirip, tetapi memiliki perbedaan dalam karakteristik dimensi.


Biaya H-Beam lebih kecil dibandingkan dengan I-Beam untuk tujuan struktural yang sama

H-Beam lebih efisien daripada I-Beam karena lebih baik dalam menahan beban tekuk dan geser. H-Beam memiliki jaring yang lebih tebal dan lebih dalam, yang berarti dapat menopang berat benda yang diletakkan di atasnya dengan lebih baik. Selain itu juga dapat menyeimbangkan beban apapun yang mungkin ditempatkan di atasnya. H-Beam juga memiliki modulus penampang yang lebih besar sehingga mampu menahan gaya kompresi lebih baik daripada I-Beam, serta memiliki kekuatan tarik yang lebih besar, yang cenderung menekuk di bawah tekanan dari gaya tarik yang bekerja.


Aplikasi H-Beam dan I-Beam

H-Beam lebih cocok untuk menopang beban lantai dan atap dalam jarak yang lebih jauh, sedangkan I-Beam lebih cocok untuk menopang beban dinding atau kolom. Keduanya memiliki bentang minimum yang berbeda. Jika ruang Anda memiliki bentang yang besar (panjang), maka I-Beam mungkin tidak cocok untuk itu karena membutuhkan lebih banyak material daripada desain lainnya. H-beam dan I-beam rentan terhadap tekukan, tekuk, dan deformasi torsional. H-Beam dapat digunakan dalam konstruksi bangunan karena kemampuannya menahan gaya tarik baik tekan maupun geser melalui sisi-sisinya. Sifatnya yang mampu menahan tegangan dan kompresi menjadikannya ideal untuk desain bangunan yang membutuhkan dukungan untuk beban vertikal seperti kabel atau gelagar. Sementara, I-beam umumnya digunakan sebagai komponen struktural pada bangunan besar karena kemampuannya menahan gaya lateral dari angin atau gempa bumi tanpa tekuk di bawah tekanan angin kencang atau gempa bumi. I-Beam lebih cocok digunakan untuk menahan beban yang lebih berat. I-beam dirancang untuk membawa beban yang lebih berat pada bentang atau panjang balok, jadi jika anda mencari anggota struktural yang dapat menangani beban besar, I-beam bisa menjadi pilihan yang lebih baik. I-beam lebih kuat dalam lentur daripada H-beam karena sayapnya memberikan ketahanan terhadap beban dan saling mendukung ketika balok ditekuk., sementara H-beam tidak memiliki keunggulan ini, sehingga cenderung melengkung di bawah beban tinggi dan lebih mudah gagal di bawah tegangan tekuk.


Baik I-Beam maupun H-Beam serba guna dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Perbedaan lain di antara mereka adalah bahwa H-beam biasanya lebih panjang dari I-beam dengan ukuran dan kapasitas berat yang sama, sehingga akan memakan lebih banyak ruang saat dipasang. Namun, di sisi lain juga menawarkan kekuatan yang lebih besar saat membawa beban berat dalam rentang atau panjang yang panjang. Sementara itu I-beam mungkin lebih cocok untuk menangani beban yang lebih kecil pada bentang pendek karena kekakuannya yang meningkat (lebih sedikit fleksibilitas). Sehingga, H-beam umumnya dianggap lebih tahan lama daripada I-beam karena bobot dan kekakuannya yang lebih besar. Namun, ada beberapa variabel yang dapat memengaruhi kekuatan dan kinerja balok, termasuk proses pembuatan, komposisi, dan desainnya. Pada akhirnya, penggunaan keduanya bergantung kepada masing insinyur dan perancang untuk memilih jenis balok mana yang ideal untuk tujuan tertentu.